NASIONALISME - Dalam konteks perkembangan nasionalisme modern di Indonesia, perhatian terhadap identitas budaya dan upay mempromosikan industri lokal menjadi semakin penting. Dua figur penting dalam politik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Prabowo Subianto, telah memberikan kontribusi yang berbeda dalam mempromosikan elemen-elemen lokal sebagai representasi kebanggaan nasional. SBY dikenal atas perannya dalam mempromosikan batik sebagai pakaian nasional, sedangkan Prabowo, melalui Kementerian Pertahanan, menghadirkan mobil taktis "Maung" sebagai salah satu upaya dalam menginisiasi kendaraan nasional. Keduanya mencerminkan pendekatan berbeda dalam mengembangkan identitas kebangsaan Indonesia yang menyatu dengan elemen modernitas.
SBY dan Pengenalan Batik sebagai Identitas Nasional
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang menjabat sebagai presiden Indonesia selama dua periode, memainkan peran krusial dalam mempromosikan batik sebagai bagian dari identitas bangsa. Batik, yang awalnya dianggap sebagai pakaian tradisional, menjadi simbol kebanggaan nasional yang digunakan di berbagai acara resmi. Puncaknya adalah pada tahun 2009, ketika UNESCO secara resmi mengakui batik sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia dari Indonesia. Pengakuan ini tidak terlepas dari upaya pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan SBY yang secara aktif mempromosikan penggunaan batik dalam skala nasional maupun internasional.
SBY tidak hanya memperkenalkan batik sebagai pakaian formal di dalam negeri, tetapi juga sering mengenakannya dalam kunjungan luar negeri, membawa batik ke panggung internasional. Melalui peran aktifnya ini, batik kini tidak hanya sekadar kain dengan motif tradisional, tetapi juga mencerminkan simbol diplomasi budaya dan promosi nilai-nilai lokal yang dibawa ke kancah global. Kini, penggunaan batik tidak hanya terbatas pada acara-acara budaya tetapi juga merambah ke sekolah, instansi pemerintahan, dan korporasi, menciptakan identitas visual yang kuat untuk Indonesia.
Prabowo dan Kehadiran Mobil Maung
Di sisi lain, Prabowo Subianto, sebagai Menteri Pertahanan, memperkenalkan kendaraan taktis "Maung" yang dirancang oleh PT Pindad, perusahaan pertahanan Indonesia. Mobil Maung, meskipun awalnya dikembangkan untuk kepentingan militer, merepresentasikan upaya dalam mengembangkan industri otomotif nasional yang mandiri dan memiliki ciri khas Indonesia. Nama "Maung" yang berarti "harimau" dalam bahasa Sunda, mencerminkan karakteristik yang kuat, tangguh, dan berani—nilai-nilai yang juga ingin ditonjolkan dalam produk lokal.
Prabowo melalui kebijakan ini mendorong Indonesia untuk tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga produsen dalam industri otomotif, terutama di sektor kendaraan taktis dan militer. Kehadiran Maung diharapkan dapat memperkuat industri pertahanan dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada produk asing. Kendaraan ini juga menjadi langkah awal menuju visi yang lebih besar, yaitu membangun industri otomotif nasional yang kompetitif dan mampu bersaing di pasar internasional. Bagi Prabowo, inisiatif ini bukan hanya soal teknologi, tetapi juga tentang kedaulatan dan keberpihakan pada produk dalam negeri.
Perbandingan Kontribusi dalam Konteks Nasionalisme Modern
Baik SBY maupun Prabowo menunjukkan visi yang berbeda dalam mempromosikan kebanggaan nasional. SBY memilih pendekatan yang lebih berbasis budaya, yaitu dengan memperkenalkan batik sebagai identitas nasional yang dapat diterima di berbagai lapisan masyarakat dan acara. Strategi ini terbukti efektif dalam menciptakan kesatuan identitas visual yang dapat diakses oleh semua kalangan, dari masyarakat biasa hingga pejabat negara, bahkan hingga ke panggung internasional. Batik kini menjadi ikon Indonesia yang dikenal di seluruh dunia, berkat strategi diplomasi budaya yang diusung oleh SBY.
Sementara itu, Prabowo dengan mobil Maung menghadirkan pendekatan yang lebih modern dan berorientasi pada teknologi. Kehadiran Maung dalam industri otomotif nasional merepresentasikan semangat mandiri dan keberanian untuk menciptakan produk dalam negeri di bidang yang sebelumnya dikuasai oleh asing. Langkah ini memiliki implikasi yang lebih besar dalam aspek ekonomi dan teknologi, karena mendorong perkembangan industri otomotif dan pertahanan yang lebih mandiri dan berbasis inovasi. Prabowo ingin membangun Indonesia yang lebih tangguh di bidang teknologi dan pertahanan, menunjukkan bahwa produk dalam negeri mampu berdaya saing tinggi.
Dampak Jangka Panjang bagi Perekonomian dan Identitas Bangsa
Keduanya memiliki dampak jangka panjang yang signifikan bagi ekonomi dan identitas bangsa. Promosi batik oleh SBY berkontribusi langsung terhadap industri kreatif Indonesia, terutama industri tekstil dan kerajinan. Dengan peningkatan permintaan batik baik di pasar domestik maupun internasional, industri ini mengalami pertumbuhan yang pesat, menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong kreativitas lokal. Batik kini bukan hanya simbol budaya tetapi juga komoditas ekonomi yang membawa keuntungan besar bagi perekonomian nasional.
Di sisi lain, kehadiran Maung sebagai produk lokal memperlihatkan potensi Indonesia dalam mengembangkan teknologi otomotif dan pertahanan. Jika diteruskan dengan serius, ini dapat menjadi langkah awal menuju industri otomotif yang lebih luas, tidak hanya untuk kebutuhan militer tetapi juga untuk pasar sipil. Maung menunjukkan bahwa Indonesia dapat menciptakan produk yang tidak hanya memenuhi standar nasional tetapi juga berpotensi untuk bersaing di pasar internasional. Jika didukung dengan kebijakan yang tepat, mobil nasional ini dapat menjadi aset penting dalam industri pertahanan dan otomotif Indonesia, menciptakan lapangan kerja dan memacu perkembangan teknologi lokal.
Peran SBY dan Prabowo dalam mempromosikan kebanggaan nasional melalui batik dan Maung menunjukkan dua pendekatan yang berbeda namun saling melengkapi dalam memperkuat identitas nasional. SBY menekankan nilai budaya dan diplomasi melalui batik, sementara Prabowo berfokus pada pengembangan teknologi dan industri dalam negeri melalui Maung. Kedua kontribusi ini menunjukkan bahwa dalam konteks modernisasi dan globalisasi, penguatan identitas bangsa dapat dicapai baik melalui pendekatan budaya maupun teknologi.
Perbedaan dalam pendekatan ini memberikan pelajaran penting bahwa identitas bangsa tidak hanya terletak pada warisan budaya yang dimiliki, tetapi juga pada kemampuan untuk berinovasi dan berdikari di bidang industri. Keberhasilan promosi batik oleh SBY dan inisiasi mobil nasional Maung oleh Prabowo, masing-masing memberikan kontribusi berharga dalam membangun bangsa yang kuat, mandiri, dan tetap berpegang pada akar budaya yang kaya.
Baca juga:
Teknik Kampanye dan Pelaporan Dana Kampanye
|
Jakarta, 06 November 2024
Hendri Kampai
Ketua Umum Jurnalis Nasional Indonesia/JNI/Akademisi